3 Menikmati Pemandangan Musim Dingin Nan Tenang di Kota Tua Hakodate. Hakodate di selatan Hokkaido juga punya pemandangan musim dingin yang bagus. Di malam hari saat musim dingin, mulai bulan November sampai Maret, akan diadakan iluminasi musim dingin dengan pusat di Motomachi dan bukit Hachimanzaka. Pohon-pohon, bangunan seperti gereja, kuil, bangunan umum, serta rumah-rumah penduduk sepanjang jalan akan dihiasi lebih dari 50 ribu lampu-lampu.
Bilaterdapat antara anda yang bercadang nak ke hokkaido pada isu terkini sejuk, this article is definitely for you. teruskan membaca artike
Keputusanitu terbilang gila karena suhu Hokkaido di musim dingin mengalami titik terendah yaitu mencapai minus 10 derajat celcius. Namun rasa penasaran telah mengalahkan semuanya. Akhirnya kami bertiga pergi ke Hokkaido. Hari Pertama Liburan Musim Dingin ke Hokkaido japanesian.id
WinterCoat (Jaket Musim Dingin) Sangat penting untuk membawa satu jaket musim dingin selama Anda berada di Eropa. Pilihlah jaket yang sesuai dengan cuaca terdingin di tempat yang mau Anda kunjungi, pilih yang anti air, dan dengan ukuran lebih besar agar tidak terlihat "penuh" ketika Anda harus memakai pakaian berlapis-lapis. Itulah 5 Tips
. Jika sebelumnya, Jalan-jalan ke Jepang mengulas tentang penginapan murah di Tokyo baca Penginapan ala Backpacker di Tokyo! , pada kesempatan kali ini, saatnya untuk mengulik tentang hostel murah di prefektur Hokkaido!!! Pasalnya, daerah paling dingin di Jepang ini memang tengah naik daun lho di antara prefektur-prefektur Jepang lainnya. Tak hanya Tokyo, Kyoto, dan Osaka saja, karena kini Hokkaido pun juga mulai disambangi para backpacker dari penjuru dunia. Bagaimana tidak, prefektur yang terletak di kepulauan paling utara Jepang ini memang memiliki segudang atraksi yang memikat. Sebut saja ski resort, festival musim dingin, alam perawan dan kuliner seafood yang menggoda. Semuanya dipoles sebegitu menariknya hingga banyak orang yang berbondong-bondong untuk jalan-jalan ke Hokkaido, khususnya saat musim dingin tiba. Kita bisa bermain ski di resort-resort terbaik, lalu menyantap fresh seafood yang lezat dan segar! Siapa coba yang tak ingin ke Hokkaido? Demi kenyamanan wisatawan, beragam fasilitas yang nyaman dan mudah diaksespun mulai berjamuran di Hokkaido. Kita dengan mudahnya dapat menemukan penginapan sesuai dengan budget. Jika kalian mencari hostel dengan harga miring, coba deh untuk menginap di The Otarunai Backpacker’s Hostel MorinoKi! Hostel ini sangat cocok bagi kalian yang mencari penginapan dengan harga yang cukup masuk akal’, tanpa mengesampingkan faktor kenyamanan. Meski dibanderol dengan tarif yang murah-meriah, kita tetap dapat merasakan bagaimana menginap di hostel laiknya tidur di rumah sendiri. Hadirnya, Self-Cathering Kitchen juga sangat membantu bagi wisatawan muslim yang mau masak sarapan sendiri kan? Terkait tarif, The Otarunai Backpacker’s Hostel MorinoKi memiliki beragam penawaran yang dapat kita pilih. Mereka menyediakan mix dorm dan females only dengan tarif 3,000 Yen termasuk pajak dan pelayanan. Tarif ini tak termasuk makan pagi dan berlaku untuk sekali menginap. Menariknya, di malam kedua kita menginap, tarifnya menjadi 2,800 Yen saja lho! Sangat menggiurkan bukan penawaran dari hostel yang satu ini! Dan bagi kalian yang memesan via online dan reservasi terlebih dahulu, juga dikenai tarif 2,800 Yen saja. Jadi kita dapat menghemat sebesar 200 Yen dengan reservasi terlebih dahulu. Kalau penasaran paket apa saja yang ditawarkan dari The Otarunai, coba cek di sini. Dengan menginap di The Otarunai, kita dapat mengunjungi matsuri yang digelar setiap musim dingin yakni Otaru Canal Matsuri. Kalau tidak, kita juga dapat jalan-jalan di Sakai-machi ataupun ke Sapporo. Cukup dengan menghubungi nomor 090-3770-5011 ini, kita dapat memesan kamar yang diinginkan. Kapan lagi menginap di hostel dengan gaya rumah tradisional Jepang dan dapat memasak makanan kita sendiri? The Otarunai Backpacker’s Hostel MorinoKi memang unik! Sumber foto The Otarunai Bacpacker’s Hostel MorinoKi website dan FB Senang dengan review ini? Bagikan dengan teman dan travel buddies Anda dengan menggunakan tombol social media share dibawah ini!
Sensasi liburan musim dingin di Hokkaido yang saya ceritakan kali ini adalah salah satu pengalaman mengesankan saya ketika di Jepang. Hobi backpacker-an ini saya salurkan di tengah rutinitas dan kepenatan saya 3 tahun bekerja di biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, namun banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan dan tentunya belum tentu bisa terulang setelah pulang ke Musim Dingin di 北海道)adalah nama pulau dan juga prefektur terbesar di Jepang. Pulau dengan ibukota Sapporo ini terletak di bagian paling utara Jepang dan berbatasan langsung dengan Pulau Honshu yang dihubungkan dengan terowongan Bawah Laut sepanjang tahun Hokkaido selalu diselimuti salju tebal dengan suhu terendah mencapai minus 30 derajat celcius . Orang Jepang sendiri menyebut Hokkaido dengan sebutan Yukiguni 雪国 atau Negeri tahun 1972, Hokkaido menjadi tuan rumah olimpiade musim dingin yang merupakan olimpiade musim dingin pertama di dunia. Selain itu, Hokkaido dikenal juga sebagai penghasil bir berkualitas dengan merk Sapporo dan Ramen Miso adalah makanan Dingin di di Jepang, saya mempunyai angan-angan ingin merasakan seperti apa rasanya suhu terdingin di Jepang. Maka Desember 2015 lalu tepatnya ketika liburan musim dingin, saya bersama 2 teman bernama Bin Yusuf dan Imam Zakimar yang kebetulan sama-sama tinggal dan bekerja di daerah Nagoya memutuskan pergi liburan ke Hokkaido selama itu terbilang gila karena suhu Hokkaido di musim dingin mengalami titik terendah yaitu mencapai minus 10 derajat celcius. Namun rasa penasaran telah mengalahkan semuanya. Akhirnya kami bertiga pergi ke Pertama Liburan Musim Dingin ke pukul 0500 pagi selepas shalat shubuh, Kami sepakat bertemu di salah satu Stasiun di Nagoya. Sengaja kami berangkat menggunakan jalur darat karena ingin menikmati perjalanan panjang menempuh ribuan kilometer jarak dari Prefektur Aichi sampai Prefektur tanpa persiapan yang matang dan bisa dibilang mendadak, selama di dalam kereta kami berdiskusi merencanakan rute perjalanan yang akan ditempuh dan apa saja yang akan dilakukan selama satu minggu di Stasiun jam 12 siang, kereta yang kami tumpangi baru sampai di Tokyo. Sejenak kami beristirahat, makan siang, dan Shalat Dzuhur di salah satu sudut Stasiun orang disekitar melihat aktivitas shalat yang bisa dibilang aneh bagi mereka, tapi saya tak menghiraukan dan tetap khusyuk dalam ke Prefektur mempersingkat waktu, kami lanjutkan perjalanan yang masih panjang ini. Tempat cek point selanjutnya yang akan disinggahi yaitu Prefektur Iwate di wilayah perjalanan, sudah berbagai jenis kereta kami coba. Suhu pun semakin dingin karena daerah Jepang bagian atas salju sudah mulai turun dengan di Internet pukul 9 malam ditengah guyuran salju dan suhu dingin, sampailah di daerah Iwate. Kami yang sudah sangat kedinginan meskipun memakai jaket super tebal, segera mencari tempat penginapan di sekitar stasiun. Setelah searching di Google Map, ditemukan sebuah Internet Cafe berada tak jauh dari lokasi memesan 3 kamar dengan paket 9 jam sewa seharga kurang lebih 2000 Yen. Harga ini sudah termasuk fasilitas internet, komik, dan sarapan gratis, juga tersedia Nomihoudai 飲み放題 atau minum sepuasnya dengan berbagai jenis minuman seperti jus, minuman bersoda, kopi, eskrim, dan lain Kedua Liburan Musim Dingin ke terbangun di pagi hari saat salju terus mengguyur daerah Iwate dan sekitarnya. Setelah mandi, sarapan dan membereskan segala perlengkapan, segera kami bergegas keluar meninggalkan Internet di luar hampir tak ada aktifitas, jalanan sepi tak banyak yang lalu lalang seperti biasanya. Paling hanya anak sekolah dan warga yang menyingkirkan tumpukan salju dari pekarangan rumahnya yang terlihat di pagi Shinkansen Menuju Shin kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta. Target di hari kedua ini adalah bisa sampai ke Hokkaido sebelum jam 5 sore. Namun rencana tak sesuai harapan, di tengah perjalanan banyak mengalami hambatan tak jenis Seishun 18 Kippu yang kami pakai pun hanya bisa digunakan sampai Stasiun Morioka. Terpaksa kami bertiga harus merogoh kocek kembali untuk membeli Tiket Shinkansen menuju Shin Aomori Station di Prefektur Shinkansen menaiki shinkansen jenis Hayabusa dengan kecepatan hampir 300 km/jam. Jarang tempuh dari Morioka Station sampai Shin Aomori Station yaitu sekitar 200 km berhasil ditempuh hanya dalam waktu 64 menit. Terpaksa kami pergi dengan shinkansen untuk memangkas waktu perjalanan meskipun resikonya biaya tiket yang 1229 tepat, shinkansen berhenti di pemberhentian akhir Stasiun Shin Aomori. Salju turun deras sekali hampir menutupi bagian rel kereta. Setelah beristirahat dan menghangatkan diri di tempat makan sekitar stasiun, kami melanjutkan perjalanan karena waktu yang semakin Kereta Lokal Shin Aomori – AomoriDari Stasiun Shin Aomori perjalanan harus dilanjutkan ke Stasiun Aomori agar dapat menuju Hokkaido. Sayang, karena daerah terpencil, kereta hanya datang satu jam sekali. terpaksa kami menunggu sembari menahan dingin di dalam tiba di Stasiun Aomori, kembali kami harus membuka dompet karena akses untuk menuju Hokkaido hanya bisa dilalui menggunakan kereta jenis Hakucho. Kereta ini sangat spesial karena melewati terowongan bawah laut Sugaru. Terowongan ini menghubungkan Pulau Honshu dan Pulau Hokkaido dengan panjang 33,46 Terowongan Bawah Maghrib akhirnya kereta berhasil menyeberangi Selat Tsugaru yang memisahkan kedua pulau tersebut, Tibalah kami di Pulau Hokkaido tepatnya di Kota melihat perkiraan cuaca di handphone, tertulis suhu -1 derajat celcius. Cukup dingin namun masih dalam batas normal karena di Nagoya pun saya pernah merasakan suhu dibawah 0 merasa lelah dan kedinginan, maka kami memutuskan beristirahat dan kembali mencari Internet Cafe di sekitar stasiun. Di Jepang Internet Cafe memang banyak ditemukan di tempat-tempat strategis seperti stasiun. Jadi anda tak perlu khawatir jika suatu saat melancong ke Jepang dan bingung mencari tempat Ketiga Liburan Musim Dingin ke ketiga ini kami habiskan untuk menjelajah kota Hakodate, rasa penasaran membuat dinginnya suhu di luar tak dihiraukan. Beberapa tempat wisata berhasil kami singgahi seperti Fort Goryokaku, Mount Hakodate, dan lainnya. Tak lupa kami pun mencoba alat transportasi Trem yang terkenal di Keempat Liburan Musim Dingin ke cerita ketika memasuki hari keempat, setelah puas bermain di Hakodate kami lanjutkan perjalanan ke tujuan utama yakni menuju ibukota Hokkaido itu sendiri, Sapporo. Dengan menggunakan kereta dibawah naungan JR Hokkaido kami kembali melakukan perjalanan panjang memang dikenal sebagai kota yang ramai, namun ketika musim dingin melanda, kota ini sepi bak pulau tak berpenghuni. Tempat-tempat umum seperti stasiun dan pusat perbelanjaan pun tak banyak dijumpai orang. Mungkin ketika musim dingin, warga disana lebih memilih diam di rumah menghangatkan tubuh daripada beraktivitas di pertama di Sapporo kami berkeliling mencari objek menarik yang bisa di dokumentasikan. Kami juga mencari Kani カニ)atau kepiting yang menjadi makanan andalan khas Sapporo. Sayang, harga kepiting disini terbilang mahal yaitu sekitar – Kelima Liburan Musim Dingin ke penasaran dengan kota Sapporo, kami putuskan sehari lagi menghabiskan waktu disana. Tujuan berikutnya adalah bermain snowboard di Sapporo Kokusai Skiing Resort dengan perjalanan sekitar 30 Menit menggunakan bus dari Sapporo 9 pagi bus tiba di tempat ski, segera kami melakukan registrasi dan menjajal semua peralatan yang dibutuhkan. Karena snowboard adalah olahraga yang membahayakan, banyak prosedur yang harus diperhatikan dari mulai kondisi tubuh dan kelengkapan bermain snowboard itu Keenam Liburan Musim Dingin ke terasa remuk setelah dihari kelima seharian bermain snowboard, maka dihari keenam ini kami sepakat untuk pulang ke Nagoya dengan menggunakan pesawat lokal. Kami pulang memakai maskapai Jetstar penerbangan Sapporo-Tokyo melalui bandara Shin Chitose dengan harga tiket pulang, tak lupa kami membeli buah tangan khas Hokkaido berupa kue dan merchandise seperti boneka dan gantungan kunci. Itulah pengalaman saya ketika menjajal dinginnya Negeri Salju pelajaran yang dapat diambil dari setiap perjalanan yang saya lalui di negeri perantauan ini. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi untuk pembaca semua. Kritik, saran, dan pertanyaan silahkan layangkan di kolom komentar.
backpacker ke hokkaido di musim dingin